Cara Menanggapi Isi Laporan

Cara Menanggapi Isi Laporan

Masterpendidikan.com – Cara Menanggapi Isi Laporan – Setelah mendengarkan sebuah laporan, kamu bisa memberikan komentar terhadap isi laporan tersebut. Dalam menanggapi isi laporan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan, memberi komentar, atau memberi saran. Pertanyaan, komentar, dan saran harus diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menanggapi laporan sebagai berikut.

Cara Menanggapi Isi Laporan

  1. Tanggapan disampaikan secara objektif terhadap laporan yang disampaikan, baik dari segi isi maupun bentuk.
  2. Tanggapan disampaikan secara fokus dan tepat sasaran. Dalam hal ini, tanggapan sebaiknya tidak keluar dari isi laporan yang disampaikan.
  3. Tanggapan ditujukan untuk membangun atau memperbaiki dari laporan yang disampaikan.
  4. Tanggapan disampaikan dengan bahasa yang santun, jelas, dan komunikatif.

Adapun beberapa hal yang dapat kamu tanggapi saat mendengarkan sebuah laporan sebagai berikut.

  1. Kelengkapan isi laporan. Kelengkapan isi laporan dapat kamu lihat dari kelengkapan pokok-pokok laporan.
  2. Kesesuaian antara isi dan judul laporan.
  3. Penggunaan ejaan, susunan kalimat, dan bahasa dalam laporan.
  4. Pelafalan, intonasi, jeda, dan volume yang digunakan saat membacakan laporan.

Contoh pembacaan laporan sebagai berikut!

Bernostalgia di Kampung Batik Laweyan

Pekan lalu, jam baru menunjukkan pukul 07.30 di Jalan Dr. Radjiman, Solo. Di ujung jalan itu terpampang tulisan “Kawasan Sentra Batik Laweyan Solo”. Di sana tampak beberapa becak yang dilukis dengan batik serta tulisan kampung batik Laweyan. Seorang tukang becak mempersilakan kami naik. Keliling kampung batik pun dimulai. Pemandangan pagar tembok yang tingginya sekitar tiga sampai lima meter mulai terlihat. Hanya satu dua orang terlihat keluar dari beberapa gang kemudian memasuki pintu gerbang di tembok tinggi itu.

Di beberapa tempat tampak sejumlah bangunan tua yang megah. Mereka yang mengenal batik pasti mengenal atau paling tidak sedikitnya pernah mendengar tentang Laweyan. Dalam sejarah batik Indonesia, Laweyan pernah memegang peran sangat penting pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20

Awalnya batik tulis berkembang di kampung ini, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, mereka menggunakan teknologi cap. Batiknya dikirim bukan hanya ke berbagai tempat di Jawa, tetapi juga sampai ke Sumatra. Tidak mengherankan jika para saudagar Laweyan mampu membangun rumah yang megah dengan tembok tinggi.

Tempat menarik lain di Laweyan adalah Masjid Laweyan di seberang Sungai Kabanaran. Masjid ini didirikan pada masa Kerajaan Pajang, tahun 1546 Masehi, bekas Langgar Ki Beluk, penganut Hindu Jawa yang akhirnya memeluk Islam. Di belakang masjid terdapat makam KI Ageng Ngenis, keturunan Brawijaya V yang menurunkan raja-raja Mataram. Sekitar 200 meter dari Masjid Laweyan, sebelum SDN Sentono, terdapat rumah pemberian Soekarno kepada keluarga K.H. Samanhudi, tokoh per (SDI) yang kemudian diubah menjadi Serikat Islam. Demikianlah sekelumit laporan perjalanan “Bernostalgia di Kampung Batik Laweyan”. akan nasional yang mendirikan Serikat Dagang Islam

BACA JUGA :   Pengertian, Ciri dan Jenis Legenda

You May Also Like

About the Author: admin