Pengertian, Fungsi, Ciri dan Unsur Dongeng

Pengertian, Fungsi, Ciri dan Unsur Dongeng

Pengertian Dongeng

Salah satu karya sastra lama yang berisi mengenai cerita luar biasa dan penuh hayalan yang dianggap tidak benar-benar terjadi oleh rakyat secara umum. Dongeng ialah salah satu karya sastra yang bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan juga moral sehingga sangat cocok untuk diceritakan pada anak – anak. Ceritanya merupakan bentuk cerita tradisional yang akan diceritakan secara turun temurun, meski penuh dnegan hayalan namun ceritanya terkadang terinspirasi dari kejadian yang benar-benar terjadi di dunia nyata.

Fungsi Dongeng

  • Akan mengajarkan nilai moral yang baik pada anak.
  • Akan menambah wawasan serta daya imajinasi pada anak.
  • Akan mengembangkan kreatifitas.
  • Sebagai hiburan atau menghilangkan stres.
  • Sebagai alat yang akan mendekatkan anak pada orang tuanya.

Ciri Dongeng

  • Disampaikan secara langsung atau lisan sebagai hiburan, pengantar tidur atau sindiran secara turun – temurun.
  • Terdapat nilai pendidikan dan moral.
  • Alur cerita yang sederhana.
  • Singkat dan bergerak dengan cepat.
  • Karakter tokoh yang terdpat dalam cerita tidak dijelaskan dengan rinci.
  • Jika dongeng berbentuk tulisan, maka umumnya akan ditulis dengan gaya cerita secara lisan.
  • Perkenalan dan pendahuluan singkat dan langsung membahas topik.

Unsur Dongeng

1. Unsur Intrinsik

– Tema

Gagasan pokok yang menjadi dasar dari terbentuknya sebuah dongeng. Ada dua jenis tema dalam sebuah cerita, yakni :

a. Tema Tersurat

Tema yang bisa kita temuka langsung dalam sebuah cerita, bersifat jelas, mudah dikenal dan merupakan pusat dari cerita.

b. Tema Tersirat

Dikenal juga dengan tema tidak langsung. Untuk mendapatkannya pembaca harus membaca sebagian besar cerita sampai penyelesaian, baru bisa menyimpulkan tema dari cerita tersebut.

BACA JUGA :   Contoh dan Cara Membuat Surat Dinas Resmi

– Latar

Setting atau latar ialah ruang, waktu, suasana serta alat yang ada saat persitiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra.

– Alur Atau Plot

Jalan cerita dalam sebuah karya sastra, disusun oleh rentetan kejadian yang dialami pelaku, mulai dari perkenalan, konflik hingga muncul puncak masalah kemudian muncul penyelesaian dalam sebuah cerita. HUbungan ini yang disebut sebagai alur cerita. Alur berkaitan erat dengan waktu dalam cerita. Umumnya ada tiga jenis alur, yakni :

a. Alur Maju

Alur yang teratur dan sesuai dngan perjalanan waktu. Bermula dari masa lalu ke masa sekarang.

b. Alur Mundur

Jalan cerita yang dimulai dari masa kini ke kejadian yang terjadi pada masa lalu.

c Alur Campuran

Jalan cerota yang menggabungkan dua cerita pada masa sekarang dan masa lalu.

– Tokoh

Pelaku dalam cerita. Tokoh ialah pelaku yang mengalami bermacam kejadian, konflik dan menjadi bagian utama di dalam cerita. Biasanya terdapat satu tokoh utama baik atau pritagonis, satu tokoh antagonis dan beberapa tokoh pembantu. Tokoh utama ialah yang menjadi pusat perhatian dalam cerota, dan tokoh pembantu ialah tokoh yang menjadi pendamping tokoh utama dan terlibat dalam sebagian peristiwa bersama tokoh utama.

– Penokohan

Termasuk didalamnya ialah watak, sikap, sifat, kondisi fisik dan karakter pada tokoh dalam sebuah cerita. Setiap tokoh mempunyai penokohan yang berbeda. Biasanya tokoh utama dengan sifat protaginis akan sangat berbenda dengan tokoh utama yang bersifat antagonis. Karena perbedaan ini maka akan muncul sebuah masalah.

– Sudut Pandang

Posisi pengarang dalam memandang suatu kejadian dalam sebuah peristiwa yang terjadi pada cerita. Jenis – jenis sudut pandang antara lain :

BACA JUGA :   Pengertian, Ciri, Faktor dan Fungsi Komunikasi Verbal dan Nonverbal

a. Orang Pertama Pelaku Utama

Yang pertama Tunggal (satu) umumnya menggunakan kata saya atau aku. Dan yang kedua Jamak (banyak) umumnya menggunakan kata kami atau kita.

b. Orang Pertama Pelaku Sampingan

Kata saya dan aku akan muncul tapi bukan sebagai pelaku utama atau tokoh utama, hanya sebagai pelaku sampingan.

c. Orang Ketiga Serbatahu

Penulis akan menggunakan kata “dia” untuk menggambarkan tokoh yang utama dan ia mengetahui semua tentang cerita tersbeut dan semua yang menyangkut semua tokoh.

d. Orang Ketiga Pengamat

Disini penulis juga menggunakan kata “dia” pada tokoh tertentu. Berbeda dengan orang ketiga serbatahu, penulis hanya melukiskan apa yang dilihat, dialai, dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh itu dan terbatas oleh tokoh tertentu saja.

– Majas atau Gaya Bahasa

Cara penyampaian tulisan oleh sang penulis yang masuk dalam pemanfaatan kekayaan bahasa, memakai ragam istilah, kesemua ciri bahasa dan cara khas penyampaian pikiran atau perasaan. Majas akan mempengaruhi kualitas sebuah karya, umumnya setiap penulis akan memiliki majas yang berbeda-beda dan keunikan tersendiri. Majas inilah yang kan menjadi efek-efek tertentu yang akan membuat sebuah karya sastra terasa akan lebih hidup dan menarik. Karena majas sangat penting dlam sebuah karya sastra.

– Amanat

Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pengarang pada pembaca.

2. Unsur Ekstrinsik

– Latar Belakang Masyarakat

Yakni faktor-faktor dalam lingkungan masyarakat penulis yang memberi pengaruh pada penulisan dongeng oleh penulias. Contoh latar ini anatara lain ideologi negara, kondisi sosial, kondisi politik, ekonomi dan nilai serta norma yang berlaku dalam masyarakat.

– Latar Belakang Pengarang

Yakni faktor-faktor dalam pengarang yang berpengaruh pada penulisan songeng, beberapa faktor dari latar ini ialah riwayat hidup sang penulias, kondisi psikologi dan aliran sastra penulis.

BACA JUGA :   Pengertian, Fungsi, Jenis Kata Beserta Contohnya

Sekian penjelasan dari kami tentang Pengertian, Fungsi, Ciri dan Unsur Dongeng, terima kasih telah menyempatkan membaca, semoga artikel yang anda baca bermanfaat

Baca Juga >>>

You May Also Like

About the Author: Estriana Fiwka