
Daftar Isi :
Masterpendidikan.com – Penjelasan Perang Yarmuk dan Latar Belakangnya. Perang Yarmuk adalah pertarungan di antara pasukan Arab Khilafah Rashidun, yang dipegang oleh Abu Ubaydah ibn al-Jarrah dan Khalid ibn al-Walid menantang pasukan Kekaisaran Bizantium di bawah instruksi Theodorus Trithyrius dan Mahan dari Armenia.
Penjelasan Perang Yarmuk dan Latar Belakangnya

Pertarungan ini berjalan sepanjang enam hari di bulan Agustus 636 di dekat Sungai Yarmuk, anak sungai paling besar di Sungai Yordan. Pertempuran itu mengidentifikasi diawalinya gelombang besar pertama penguasaan militer Islam.
Latar Belakang Perang Yarmuk
Sehabis Perang Riddah pada musim luruh 633 M, tiga pasukan yang tiap barisan terdiri dari 3000 orang bergerak ke utara dan mulai menyerbu Suriah samping selatan dan tenggara. Ke-3 pasukan itu, dpegang oleh Amr ibn al-Ash, Yazid ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil ibn Hasanah.
Yazid mengusung saudaranya Muawiyah (pendiri dinasti Umayyah), selaku pengawalnya. Yazid dan Syurahbil bergerak ke Tabuk-Ma’an, sesaat Amr ambil jalur pesisir melalui Aylah.
Jumlah pasukan selanjutnya makin bertambah jadi kurang lebih 7.500 orang. Sesudah Abu Ubaydah ibn al-Jarrah, yang selang beberapa saat jadi komandan pasukan kombinasi, pimpin salah satunya pasukan dan ambil jalur perjalanan haji kuno dari Madinah ke Emesa.
Dalam pertarungan pertama di lembah Arabah, daratan rendah samping selatan Laut Mati, Yazid sukses menaklukkan Sergius, seorang patrik dari Palestina, yang bertempat di Caesarea. Saat pasukan Sergius mundur ke Gazza, sisa-sisa pasukan itu dtaklukkan kembali lagi Dathin dan nyaris hancur tiada tersisa (4 Februari 634 M).
Terbentuknya Pasukan Besar
Hadapi dengan perubahan ini, kaisar Bizantium Heraklius kumpulkan pasukan besar di Antiokhia. Pasukan itu terogrnisir jadi lima tentara terpisah, terhitung orang Bizantium asli dan Slavia, Frank, Armenia, Georgia, dan Arab Kristen.
Pasukan Arab Terhambat
Heraklius usaha manfaatkan bukti di atas lapangan, jika pasukan Arab terdiri jadi empat tentara khusus: di Palestina, di Yordania, di Kaisarea, dan di Emesa (Homs) di Suriah. Si kaisar merencanakan untuk memfokuskan kemampuannya dan menaklukkan beberapa orang Arab satu-satu. Taktik Heraklius cukup sukses, hingga pertarungan seru yang minimal sanggup meredam pergerakan pasukan Arab berlangsung.
Pertempuran Suriah
Saat itu, Khalid ibn al-Walid, Si Pedang Allah, yang bekerja di Irak-memimpin seputar 500 veteran Perang Riddah bekerja bersama dengan Bani Syaiban. Pimpinan al-Mutsanna ibn Haritsah, sudah sukses kuasai Irak. Khalid juga siap-siap untuk lakukan gempuran langsung ke Persia. Tetapi, saat sebelum gempuran terlaksana. Khalid mendapat perintah oleh Abu Bakar untuk selekasnya pergi dan menolong pasukan yang lagi berperang Suriah.