Daftar Isi :
Masterpendidikan.com – Sejarah Kerajaan Mataram Dan Peninggalannya. Kerajaan Mataram Kuno ini berada di seputar Yogyakarta yang satu daerah di Pulau Jawa sisi tengah. Wilayah itu dapat disebut cukup subur sekali karena tanahnya yang dikitari oleh pegunungan berapi dan saluran sungai yang tidak terhalang.
Sejarah Kerajaan Mataram Dan Peninggalannya
Riwayat kerajaan Mataram Kuno ini pada intinya masih kuat hubungannya dengan riwayat kerajaan besar yang lain berada di bumi nusantara. Seperti riwayat kerajaan Sriwiaya sebagai cikal akan Mataram Kuno itu.
Sejarah kerajaan Mataram Dan proses berdirinya
Riwayat Kerajaan Mataram Islam diawali saat Sutawijaya naik tahta sesudah merampas daerah Pajang dan kematiannya Hadiwijaya. Bagaimana proses berdirinya kerajaan mataram?
Dulunya Sutawijaya menang di satu peperangan dengan menaklukkan Aria Penangsang asal Jipang. Dari kesuksesan Sutawijaya dalam perang itu, Ia memperoleh hadiah berbentuk Rimba Mentaok dari Sultan Hadi Wijaya.’
Rimba Mentaok sebelumnya dipegang oleh Ki Ageng Pemanahan, Ayah dari Sutawijaya sendiri. Setelah ayahnya wafat, kepemimpinan Rimba Mentaok berpindah ke Sutawijaya.
Sejauh kepimpinan Sutawijaya, kerajaan Mataram Islam mempunyai arah untuk menaklukan semua Jawa. Untuk capai arah itu Sutawijaya ditolongk oleh Ki Juru Martani, Pamannya sendiri.
Warisan Kerajaan Mataram Islam
Di bawah ini beberapa bukti warisan Kerajaan Mataram Islam yang hingga saat ini bisa kita temukan. Penjelasannya selaku berikut ini:
Masjid Kotagede
Kerajaan Mataram Islam selaku kerajaan bercorak Islam tentu saja mempunyai mushola khusus selaku pusat penebaran agama. Mushola warisan Kerajaan Mataram Islam sampai sekarang masih bisa diketemukan di Kota Gede.
Meriam Segara Wana dan Syuh Brata
Segara Wana dan Syuh Brata adalah nama dari 2 biji meriam memiliki ukuran besar. Meriam itu adalah pemberian dari JP Coen. Pimpinan militer Belanda itu memberikan hadiah ke Sultan Agung.
Pertapaan Kembang Lampir
Kembang Lampir sebuah lokasi yang dahulunya dipakai Ki Ageng Pemanahan bertapa untuk cari wahyu untuk perkembangan Keraton Mataram.
Kitab Sastra Gending
Kerajaan Mataram Islam mempunyai warisan berbentuk satu kreasi sastra namanya Kitab Sastra Gending. Kitab ini tercatat oleh Sultan Agung yang berisi berkenaan tuntunan filsafat mengenai jadi manusia yang bermoral. Berdasar sebagian cerita, kitab Sastra Gending dcatat oleh Sultan Agung sesudah lakukan serangan ke Batavia.
Pasar Legi Kotagede
Selanjutnya, pasar Legi Kotagede sebuah pasar yang ada semenjak berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Pasar warisan Kerajaan Mataram Islam beberapa kali sudah alami pembaruan dan perbaikan. Ada bagian-bagian bangunan kono yang hingga saat ini masih dpertahankan orisinalitasnya.
Pasar Legi mempunyai tata daerah yang dapat kita sebut sisi dari ide Catur Gatra Tunggal. Ide ini mempunyai makna ada 4 sarana berbeda. Sarana itu mempunyai hubungan keduanya dalam menggerakkan kehidupan sosial warga Jawa. Ke-4 sarana itu ialah Mushola selaku pusat peribadatan, Keraton selaku pusat pemerintahan. Selanjutnya, alun-alun selaku pusat budaya, dan pasar selaku pusat ekonomi.
Rumah Tradisional
Satu kembali warisan Kerajaan Mataram Islam ialah rumah tradisionil, berbentuk permukiman kuno. Permukiman ini berkesan benar-benar etnis. Hingga saat ini tempat itu jadi cagar budaya dengan pemantauan dari pemerintah Propinsi Yogyakarta.