Karya Sastra yang Bercorak Hindu dan Budha

Karya Sastra yang Bercorak Hindu dan Budha

Masterpendidikan.com – Karya Sastra yang Bercorak Hindu dan Budha. Setiap orang pasti memiliki darah seni dalam dirinya. Darah seni itu akan di pengaruhi oleh banyak hal, misalnya kebudayaan, agama, sosial dan yang lainnya. Dan juga setiap daerah pasti memiliki berbagai macam bentuk karya seni yang berbeda.

Karya Sastra yang Bercorak Hindu dan Budha
Karya Sastra yang Bercorak Hindu dan Budha

Misalnya karya sastra. Pada zaman zaman kerajaan indonesia awalnya kerajaan yang ada berdarah hindu dan budha. Namun, beberapa daerah memiliki pergeseran keyakinan karena pencampuran pengaruh kerajaan. Maka beberapa daerah atau kerajaan ada yang memiliki keyakinan hindu budha.

Karya Sastra yang Bercorak Hindu dan Budha

Begitu pula dengan karya sastranya. Untuk itu, kali ini masterpendidikan.com akan membahas mengenai contoh karya sastra hindu budha yang ada di Indonesia.

Kakawin Bharatayudha

Merupakan salah satu dari karya sastra yang memiliki corak hindu budha pada zaman kediri. Meskipun memiliki corak agama hindu budha, akan tetapi karya ini tetap terkenal pada zaman islam. Kakawin Bhatrayudha ini sering di gunakan untuk pertunjung wayang yang memiliki nafas keislaman.

Salah satu kalimat dalam karya sastra kakawin bhatarayudha ini adalah

  • Sinar bulan yang menawan sungguh menambah keindahan puri

  • Tiadalah bandingan keindahan paviliun emas yang bersinar-sinar seakan-akan berkilau di langit

  • Dinding-dindingnya terbuat dari batu-batu ratna manikam yang dirangkai bagaikan bunga

  • Tempat sang Bhanumati dan prabu Duryodhana tidur dalam cinta

Adiparwa

Merupakan buku pertama dari kisah mahabrata. Karya sastra ini di buat pada zaman jahuripan. Meskipun hanya merupakan buku pertama dari kisah mahabrata. Namun, buku yang bernama adiparwa merupakan rangkuman dari keseluruhan kisah mahabrata.

BACA JUGA :   Sejarah Singkat Kerajaan Tarumanegara

Berikut Salah satu kutipan dari isi buku ini :

  • Cerita Begawan Ugrasrawa (Ugraçrawā) mengenai terjadinya pemandian Samantapañcaka dan tentang dituturkannya kisah Mahabharata oleh Begawan Waisampayana (Waiçampāyana). Kisah panjang tersebut dituturkan atas permintaan maharaja Janamejaya, raja Hastinapura, anak mendiang prabu Parikesit (Parīkşit) dan cicit Pandawa. Begawan Waisampayana bermaksud menghibur sang maharaja atas kegagalan kurban ular (sarpayajña) yang dilangsungkan untuk menghukum naga Taksaka, yang telah membunuh raja Pariksit.

  • Selain itu sang Ugrasrawa juga menjelaskan ringkasan delapan belas parwa yang menyusun Mahabharata; jumlah bab, seloka (çloka) dan isi dari masing-masing parwa.

Kitab Negara Kertagama

Sering juga di sebut dengan Kakawin Desawarnana. Merupakan kakawin yang termasyur dj jawa pada masa itu. Arti dari judul kita ini adalah Negara dengan Tradisi (Agama) yang suci. Kakawin yang satu ini memiliki sifat pujasastra, yang artinya isinya terkhusus untuk melakukan pemujaan kepada para raja-raja dan para pemimpin pada saat itu.

Demikianlah artikel mengenai Karya Sastra yang Bercorak Hindu dan Budha, semoga dapat membantu kamu yang membutuhkan informasi mengenai karya sastra hindu budha.

You May Also Like

About the Author: yudha