Bentuk-Bentuk Akulturasi yang Terjadi Pada Masyarakat

Bentuk-Bentuk Akulturasi yang Terjadi Pada Masyarakat

Bentuk-Bentuk Akulturasi yang Terjadi Pada Masyarakat – Disaman sekarang ini akulturasi ialah proses sosial disosiatif yang tida dapat kita hindari. Banyak jenis budaya yang masuk dan berpadu dnegan budaya lokal. Dari proses penyatuan dua budaya inilah maka timbul bentuk perbedaan antara akulturasi dan asimilasi yang memiliki ciri khas dan perbedaan. Sebuah proses akulturasi yang membutuhkan waktu yang lama maka toleransi yang tinggi pada pendtang dan rasa saling menghormati satu sam lainnya membuat akulturasi ini semakin mudah.

KArena respon penerimaan dari sebuah kebudayaan asing akan berbeda – beda di setiap kelompok masyarakat maka hasil akhirnya akan bisa berbeda juga. Suma ini tergantung dari letak geografis wilayah, tingkat pendidikan yang dienyam masyarakat, tolerandi yang tinggi dan fanatisme di daerah. Jika kita lihat dari perbedaan akulturasi dan akomodasi yang terjadi maka terdapat enam bentuk – bentuk akulturasi yang dapat terjadi di masyarakat, yakni :

1. Subtitusi

Bentuk dari akulturasi yang pertama ialah subtitusi, yakni sebuah budaya baru yang muncul menggantikan budaya yang lama. Meski fungsinya sama akan tetapi budaya yang baru akan hilang seluruhnya atau sama sekali. Seperti yang terjadi pada para petani modern yang sekarang lebih memilih untuk menggunakan traktor dari kerbau karena lebih praktis dan tidak perlu perawatan yang ekstra.

2. Sinkretisme

Bentuk akulturasi kedua ialah sinkretisme, yakni sebuah budaya lama yang dipadukan dnegan budaya yang datang dan akan menghasilkan budaya baru. Budaya lamau atau budaya pendtang masih akan terleihat dengan jelas keberadaannya di budaya baru ini. Seperti pada kebaya yang digunakan sebagai pakaian tradisional Indonesia yang saat ini sudah dirancang dnegan sedemikin rupa menjadi gaun – gaun yang cantik berkelas internasional. Seperti di Bandung kebaya didesain sesederhana mungkin dan sepraktis mungkin untuk bsia digunakan menjadi seragam anak – anak sekolah.

BACA JUGA :   Pengertian Bullying Beserta Dampak Yang Ditimbulkan

3. Adisi

Yakni dimana saat sebuah budaya yang baru menambah nilai lebih pada budaya lama. Seperti saat dahulu kita menggunaakn sepeda dalam perjalanan maka akan berlangsung lama dan jarak tempuhnya juga akan terbatas, dan sekarang ini jika menggunakan sepeda motor maka jarak tempuh dapat lebih jauh dan dengan waktu yang diperlukan lebih singkat atau cepat.

4. Dekulturasi

Yakni budaya lama hilang dan digantiakn dengan yang baru. Seperti pada pakaian sehari – hari yang digunakan masyarakat Indonesia, jika pada zaman dahulu kita menggunakan jarik, kebaya dan pengsi maka sejak datangnya bangsa Belanda lama kelamaan pakaian sehari – hari yang kita gunakan berubah menjadi celana panjang, kemeja, blouse, rok dan baju – baju seperti sekarang karena dianggap lebih simple.

5. Originasi

Originasi berasal dari kata Origin atau asli. Dimana sebuah budaya yang baru masuk ke dalam suatu kelompok masyarakat dan akan menimbulkan perubahan sosial dan budaya pada kelompok tersebut. Seperti adanya media elektronik yakni televisi, radio dan internet yang membuat semua orang dari berbagai kalangan memiliki akses yang mudah untuk bisa mendapatkan informasi sehingga hal ini dapat merubah cara pandang masyarakat dengan berdasarkan informasi budaya yang disampaikan oleh media – media elektronik.

6. Penolakan

Akulturasi yang terahir ialah penolakan, ini bisa terjadi karena budya yang baru datang terlalu cepat sehingga masyarakat tidak siap untuk bisa menerima budaya tersebut sehingga mereka melakukan penolakan. Seperti ciri masyarakat di desa dan perkotaan yang terpencil lebih percaya pada seorang mantri yang sudah mereka kenal dari pada seorang dokter yang baru datang untuk bertugas.

Sekian penjelasan dari kami tentang Bentuk-Bentuk Akulturasi yang Terjadi Pada Masyarakat, terima kasih telah menyempatkan membaca, semoga artikel yang anda baca bermanfaat

BACA JUGA :   Pengertian, Unsur, Faktor dan Jenis Kepribadian

Baca Juga >>>

You May Also Like

About the Author: Estriana Fiwka